Asal : Desa Jatirejo Kec Ngampel Kab Kendal Jawa Tengah Indonesia
Saya berasal dari sebuah desa yang terletak di kabupaten Kendal, desa saya terbilang jauh dari keramaian karena cukup dekat dengan hutan, saya dilahirkan ketika masa orde baru (jamanya pak Soeharto ^_^) tahun 1984, dijaman itu uang 25 masih bisa digunakan untuk beli bakso 1 Porsi...
Ekonomi keluarga dimasa itu dalam posisi mulai merangkak dari bawah ke atas, jadi dalam masa - masa perjuangan, Bapak seorang Ahli pembuatan alat2 Rumah tangga, seperti Pisau, Sabit, cangkul, bahkan sampai samurai.
Sedikit mengenai Bapak Saya, Bapak adalah seorang lelaki yang sangat tampan, buktinya istri resmi-nya saja ada 2, dan 1 lagi belum dinikah alias pacar gelapnya (^_^), namun itu semua kisah lama, yang mana tersisa hanya 1, istri pertama berpisah secara baik - baik, dan sekarang sudah punya keluarga sendiri, kenapa saya bilang baik - baik, karena kedua keluarga mantan istri dan pacar bapak, jadi kerabat kami (menjadi keluarga besar kami), bahkan setiap lebaran mereka sering berkunjung ke rumah kami. kegiatan itu sampai hari ini (2014), oke, itu sedikit kisah asmara orang tua saya, nha, sekarang tentang keahlian Bapak, beliau sangat menguasai ilmu pembuatan perkakas rumah tangga, bahkan satu kecamatan boleh dibilang paling jago dalam pembuatan alat - alat tersebut, itu terbukti banyak dari desa lain yang mempercayakan pembuatan cangkul maupun sabit ketempat bapak, padahal disana sudah ada orang yang membuat alat2 yang sama, alasanya karena ketika membuat sesuatu bapak sangat teliti, mulai dari pemelihan bahan yang akan dibuat, cara memanggang besi, jika salah memanggang besi maka hasil akhirnya juga tidak bagus, beliau tahu kualitas barang (cangkul, sabit maupun pedang) hanya dengan memegangnya, bagus, atau jelek, tidak sampai disitu bahkan ukuran besi muda maupun tua langsung dapat diketahui, tua dan muda dari kualitas bahan sangat berpengaruh kepada ketahanan dari benda tersebut (Cepat tumpul atau tidak)...
Namun dalam pekerjaan tersebut belum mampu menyokong perekonomian keluarga, setiap lebaran ibu jarang mendapat baju baru, beliau hanya bisa memandang ketika ada tetangga yang baru beli baju melalui penjual baju keliling (mendre). Akhirnya ibu memutuskan pergi keluar negeri untuk menjadi TKI di Arab Saudi, meski waktu itu umur saya baru 2 tahun (baru lucu - lucunya ^_^)
Ketika usia saya menginjak 5 tahun, saya masuk Taman kanak - kanak, ekonomi keluarga kami masih dalam proses perbaikan, rumah keluarga kami bisa dikatakan paling kurang layak dibandingkan dengan rumah2 disamping kanan kiri kami, karena rumah orang tua berada di dekat jalan utama desa, sehingga sangat mencolok, ketika itu terjadi insiden kerusakan instalasi listrik dirumah, yang disebabkan oleh konslet/rusak di pusat instalasi kelistrikan di rumah (diatas genting/ atau sering orang bilang "gulu banyak") sehingga bapak memanggil petugas PLN utk memperbaikinya, ketika petugas akan naik ke atas genting, dia berkata "iki omah opo kandang doro (ini rumah atau rumah burung dara)", karena itulah tadi saya bilang bahwa rumah orang tua kurang layak dibanding rumah kanan kiri-nya. (to be continued)
No comments:
Post a Comment